Banda Aceh – Berkat upaya bersama lintas sektor, saat ini sebanyak 44.414 ternak warga telah berhasil sembuh dari wabah virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Aceh, dari total yang terjangkit sebanyak 46.251 ternak.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan Aceh Zalsufran, di ruang kerjanya usai menerima data terbaru penanganan PMK dari seluruh kabupaten/kota di Aceh, Rabu (10/8/2022).
“Alhamdulillah, berkat kerjasama lintas sektor, saat ini perkembangan penanganan PMK di Aceh cukup baik. Untuk diketahui bersama, dari total 46.251 ternak yang terinveksi PMK, sebanyak 44.414 ternak warga sudah dinyatakan sembuh,” ujar Zalsufran.
Zalsufran menambahkan, saat ini jajarannya dan seluruh Satgas Penanganan PMK di kabupaten/kota masih terus berupaya menangani sebanyak 1.493 ternak warga yang masih terinfeksi PMK.
“Masih ada 1.493 ternak warga yang belum sembuh, ini masih terus kita tangani. Sementara itu, sejak PMK mewabah, sebanyak 281 ternak warga mati dan sebanyak 63 ternak kita lakukan pemotongan paksa. Saat ini, jumlah ternak yang telah divaksin PMK di seluruh Aceh adalah sebanyak 26.691 ekor dari total 27.800 vaksin yang telah didistribusikan ke kabupaten/kota,” kata Zalsufran.
Terkait capaian vaksinasi PMK, Kadis Peternakan Aceh menjelaskan, sebanyak 17 kabupaten/kota sudah 100 persen melakukan vaksinasi PMK ke ternak warga. Sedangkan 6 sisanya, yaitu Aceh Jaya, baru merealisasikan vaksinasi sebesar 80 persen. Subulussalam 35,3 persen, Bireuen 98,8 persen, Aceh Barat Daya 99,5 persen, Langsa 99,5 persen dan Sabang 75 persen.
“Alhamdulillah, ada 3 daerah di Aceh yang tidak ditemukan inveksi PMK atau dikategorikan sebagai daerah hijau, yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah dan Simeulue. Meski tidak ditemukan kasus PMK, namun ternak warga di 3 daerah itu tetap kita vaksin. Hal ini merupakan bentuk ikhtiar kita agar ternak warga tetap terlindungi,” ujar Zalsufran.
Kadisnak juga menyampaikan apresiasi terhadap para pemangku kebijakan di kabupaten/kota serta para vaksinator, yang telah bekerja dengan serius sehingga mampu menekan dan memutus mata rantai penyebaran PMK di Aceh.
“Apresiasi kami sampaikan kepada pemerintah kabupaten/kota serta para vaksinator yang telah bekerja dengan sebaik-baiknya dalam upaya kita memutus mata rantai penyebaran PMK dan melindungi ternak warga,” pungkas Zalsufran. []